Kita semua maklum, bila mendengar kata ”Seks”
maka yang terbersit dalam benak sebagian besar orang adalah hubungan seks.
Sesungguhnya, seks itu artinya jenis kelamin yang membedakan pria dan wanita
secara biologis. Seksualitas menyangkut banyak dimensi, diantaranya Dimensi
Biologis (cara merawat kebersihan dan kesehatan dimensi psikologis), Dimensi
Sosial (seksualitas muncul dalam relasi antar manusia), Dimensi Kultural (perilaku
seks itu merupakan bagian dari budaya yang ada di masyarakat.
Terlepas dari pro kontra, menurut penulis
tidak hanya ”Sex Education” namun ”Sex Education secara Islam ” itu sudah
seharusnya wajib diberikan kepada peserta didik yang sudah beranjak remaja (baligh),
baik melalui pendidikan formal maupun informal. Hal ini penting untuk mencegah
ambigunya pendidikan seks maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di
kalangan remaja. Sex education ala
Islam menurut penulis paling cocok digunakan sebagai pembelajaran usia dini
maupun terlebih
buat yang sudah beranjak remaja. Karena
pola pendidikan
seksual dalam islam yang praktis diberikan oleh orang tua kepada anaknya
tidaklah melalui metode pembahasan lisan yang menghilangkan rasa malu manusia
yang mana tidak membicarakan hal-hal yang seronok, karena bedampak menggusur
secara bertahap kepekaan terhadap nilai-nilai ahlak yang luhur. Ini berbeda
dengan metode barat yang penuh dengan muatan seronok dalam pendidikan seksual.
Karena rangsangan seksual itu tidak memerlukan pembicaraan, Namun timbul karena
terlihatnya bagian-bagian yang merangsang dari lawan jenisnya. Karena itulah
Islam melakukan pencegahan sedini mungkin agar rangsangan yang bersifat
naluriah itu tidak mengakibatkan bahaya bagi anak-anak.
Cara-cara pengajaran pendidikan seksual Islam
yang diajarkan Rasulullah SAW. adalah sebagai berikut :
1.
Pemisahan Tempat Tidur
Pada umur tertentu anak-anak telah
mempunyai kesanggupan untuk menyadari
perbedaan kelamin. Hal ini umumnya dicapai oleh anak-anak yang telah berumur 10
tahun. Umur inilah yang disebut sinnut tamyiz. Perintah Rasulullah saw. untuk
melakukan pemisahan tempat tidur ini secara praktis membangkitkan kesadaran
pada anak-anak tentang status perbedaan kelamin. Cara semacam ini disamping
memelihara nilai akhlaq sekaligus mendidik anak mengetahui batas pergaulan
antara laki-laki dan perempuan.
2.
Memperkenalkan batasan aurat dan menerapkannya.
Batas aurat
hanya ada pada manusia dan tidak berlaku pada hewan. Hewan tidak memiliki rasa
malu, karena bagian tubuh tertentunya terbuka sehingga terlihat oleh siapa
saja. Karena itu, manusia yang tidak memperdulikan aurat sama saja dengan
hewan-hewan yang berkeliaran disekelilingnya, baik yang jinak maupun yang buas.
Masalah batas aurat merupakan ketentuan agama yang tidak dapat direkayasa oleh
ide dan gagasan manusia sendiri, apalagi manusia yang tidak mengenal tanggung
jawab kehidupan akhirat.
Selain
education sex secara Islam, sebaiknya sekolah juga bekerjasama dengan dinas
terkait untuk mengadakan kegiatan diskusi rutin, kajian-kajian islam tentang
sex, seminar-seminar maupun pembelajaran tentang pemahaman seks yang benar
dibantu oleh Guru BK, Guru Biologi maupun Ustadz yang mengajar keagamaan Islam yang
lebih mumpuni terkait topik ini.
Menurut saya Begitulah pendidikan sex untuk
anak-anak dalam Islam yang di ajarkan secara praktis dan alami sejak usia dini.
Tinggal kita memilih, mengikuti masyarakat yang sedang mengalami kemunduran
peradaban, atau mengikuti syariat Islam yang sudah pasti membawa pada
keselamatan dunia akhirat.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar